WELCOME TO ALAT UJI dan METAL DETECTOR - Solusi Kebutuhan ALat Alat Pengujian, Alat Ukur, Sensor, Sistim SCADA Untuk Keperluan Quality Control, Produksi, Maupun Riset, Baik di Industri Maupun Perguruan Tinggi

Kamis, 30 Juli 2015

Charpy Impact Testing adalah alat yang digunakaan dalam menguji seberapa tinggi standar regangan-tingkat tes bertujuan untuk menentukan jumlah energi yang diserap oleh material selama fraktur. Energi yang diserap adalah ukuran ketangguhan Benturan bahan tertentu dan bertindak sebagai alat untuk belajar bergantung pada suhu transisi. Hal ini banyak digunakan pada industri, karena mudah untuk mempersiapkan dan melakukan hasil yang dapat diperoleh dengan cepat dan canggih. Bahan produk ini adalah peralatan yang ideal untuk pusat kontrol kualitas, bidang teknik perguruan tinggi dan lembaga penelitian.


Impact testing digunakan di Benua Amerika, Eropa dan masih banyak negara yang lain menggunakan produk ini termasuk Indonesia. Tes ini dikembangkan sekitar tahun 1900 oleh SB Russell (1898, Amerika) dan G. Charpy (1901, Perancis). Tes dikenal sebagai tes Charpy pada awal 1900-an karena kontribusi teknis dan upaya standarisasi oleh Georges Charpy. Tes ini penting dalam memahami masalah fraktur kapal. Hari ini digunakan di banyak industri untuk pengujian bahan, misalnya pembangunan kapal tekanan dan jembatan untuk menentukan bagaimana badai akan mempengaruhi bahan yang digunakan.


Ukuran sampel juga dapat mempengaruhi hasil, karena dimensi menentukan apakah atau tidak bahan tersebut dalam plane strain. Perbedaan ini bisa sangat mempengaruhi kesimpulan yang dibuat. "Metode standar untuk berkumai Bar Dampak Pengujian logam Bahan" dapat ditemukan dalam ASTM E23, ISO 148-1 atau EN 10045-1, di mana semua aspek pengujian dan peralatan yang digunakan dijelaskan secara rinci.


Hasil kuantitatif dari dampak impact testing yang dibutuhkan untuk fraktur material dan dapat digunakan untuk mengukur ketangguhan material. Ada hubungan dengan kekuatan luluh tetapi tidak dapat dinyatakan dengan formula standar. Namun, tingkat regangan dapat dipelajari dan dianalisis untuk efek pada fraktur. Suhu transisi ulet-getas (DBTT) mungkin berasal dari suhu di mana energi yang dibutuhkan untuk fraktur materi drastis berubah. Sebuah DBTT tepat dapat diperoleh secara empiris dalam banyak cara: spesifik diserap energi, perubahan aspek fraktur (seperti 50% dari daerah pembelahan), dll. 


Hasil kualitatif impact testing dapat digunakan untuk menentukan daktilitas material. Jika istirahat materi pada bidang datar, fraktur itu rapuh, dan jika istirahat bahan dengan tepi bergerigi atau bibir geser, maka fraktur adalah ulet. Biasanya bahan tidak pecah hanya dalam satu cara atau yang lain, dan dengan demikian membandingkan bergerigi ke daerah permukaan datar fraktur akan memberikan perkiraan persentase ulet dan patah getas.

0 komentar:

Posting Komentar

Live Traffic

©AlatUjiAlatUkur. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Social Icons

SCIENCE & TECHNOLOGY

Games & Multimedia

Featured Posts

Pages

Office & Contact Person

Our Office:Jl. Radin Inten II No. 62 Duren Sawit Jakarta Timur
Phone:Lia (021 8690 6777, 021 8690 6771, 021 95293259)
GSM:Lia (0896 9781 8779, WA 08812 8383 3029)
E-mail:lia.alatuji@gmail.com
Website:http://alatuji-metaldetector.blogspot.co.id/

Popular Posts